Kamis, 23 Oktober 1986, kurang lebih 34 tahun yang silam di Pulau Bunyu, Kalimantan Timur (sekarang Kalimantan Utara), Presiden Soeharto meresmikan Kilang Methanol Bunyu. Pabrik methanol pertama yang dimiliki Indonesia ini memproses bahan baku gas alam, yang selama ini terbuang, menjadi bahan baku kimia yang dibutuhkan oleh industri kimia, farmasi, plastik, dan lain sebagainya.
Seperti dalam kata sambutan Presiden Soeharto waktu itu, "Hari ini perjalanan pembangunan industri kita maju setapak lagi, karena hari ini untuk pertama kali kita memiliki pabrik methanol...". Selain Presiden Soeharto, Ikut juga menyaksikan peresmian pabrik methanol ini antara lain Menko Ekuin, Ali Wardhana, Menteri Sekretaris/Negara Sudharmono, Menteri Pertambangan dan Energi a.i., JB Sumarlin, dan Panglima ABRI, Jenderal LB Murdani.
Presiden Soeharto datang ke Pulau Bunyu Meresmikan Kilang Methanol Bunyu |
Presiden Soeharto menilai pabrik ini mempunyai beberapa arti penting bagi pembangunan nasional, yakni:
Pertama, dengan berproduksinya pabrik methanol waktu itu, maka bertambahlah bahan baku industri kimia yang dihasilkan sendiri. Hal ini juga berarti bahwa ketergantungan industri kimia indonesia dari impor methanol telah dapat diatasi, yang sekaligus berarti penghematan devisa.
Kedua, bahan yang diolah oleh pabrik ini bukan saja gas alam yang dihasilkan dari sumur-sumur gas Pulau Bunyu, melainkan juga gas alam ikutan yang berasal dari sumber-sumber minyak bumi lainnya. ini juga merupakan keberhasilan mengolah gas alam yang pada waktu itu hanya terbuang percuma menjadi salah satu bahan baku yang penting bagi industri kimiawi.
Kilang Methanol Bunyu Nampak dari Atas |
Ketiga, pengalaman berharga yang
diperoleh dalam keseluruhan proses pembangunan pabrik yang dirancang
berdasarkan teknologi canggih akan menjadi modal kemampuan bagi ahli-ahli bangsa indonesia untuk melanjutkan pembangunan industri petrokimia indonesia di masa depan.
Setelah peresmian tersebut, kilang methanol bunyu mulai dioperasikan oleh PT. Medco Methanol Bunyu pada tahun 1997, diperkirakan pabrik tersebut dapat menghasilkan Bahan Baku Formalin 100 ton perhari. Sebanyak 40% produksi diperuntukan kebutuhan lokal sedangkan 60% di ekspor keluar Negeri. Pertumbuhan pendapatan MMB tumbuh dengan stabil, pada tahun 2001 MMB memperoleh pendapatan sebesar 28.8 Milion USD.
Download Teks Pidato Soeharto: Di sini
Namun, pada tanggal 30 Maret 2009 Medco Energi melakukan Siaran Pers, menyatakan bahwa mereka menghentikan kegiatan produksi Kilang Methanol Bunyu (KMB). Hal ini disebabkan pasokan gas yang dibutuhkan untuk beroperasi tidak mencukupi.
Untuk mengoperasikan KMB membutuhkan pasokan gas sebesar 32 MMSCFD, sedangkan pada akhir januari 2009 KMB hanya menerima pasokan gas sebesar 13 MMSCFD. Dampak dari pengehentian kegiatan produksi dan operasi KMB yakni melakukan PHK terhadap 234 karyawannya.
Baca Juga:
kerennn
ReplyDeletemantabs
ReplyDeletePulau Bunyu pulang yang kaya akan mineralnya.. batu bara minyak gas. Babkan pulau bunyu masuk rekor muri pulau pertama yg 100 persen gas city.. untuk keperluan rumah tangga
ReplyDeletePulau Bunyu pulang yang kaya akan mineralnya.. batu bara minyak gas. Babkan pulau bunyu masuk rekor muri pulau pertama yg 100 persen gas city.. untuk keperluan rumah tangga
ReplyDeletePost a Comment
Silahkan berikan komentar anda...