Kesultanan Utsmaniyah atau sering disebut Kekaisaran Ottoman didirikan oleh suku-suku Turki di bawah pimpinan Osman I di barat laut Anatolia pada tahun 1299. Setelah tahun 1354, Utsmaniyah melintasi eropa dan memulai penaklukan Balkan, mengubah negara Utsmaniyah yang hanya berupa kadipaten kecil menjadi negawa lintas benua.
Pada tahun 1402 penguasa Turk-Mongolia, Tamerlane, Menyerbu Anatolia dan menangkap Sultan Bayezid I. Penangkapan Sultan Bayezid I menciptakan kekacauan di kalangan penduduk turki. Negara pun mengalami perang saudara (1402-1413). Perang saudara berakhir ketika mehmet I naik sebagai sultan dan mengembalikan kekuasaan Utsmaniyah.
Pada tahun 1453 Putra Murad II, Muhammad Al-Fatih (Mehmed II), menata ulang negara dan militernya, lalu menaklukan konstantinopel pada tanggal 29 mei 1453. Penaklukan konstantinopel bukanlah perkara mudah. Sudah berabad-abad, berkali-kali, berbagai bangsa mencoba menembus tembok konstantinopel yang kokoh tersebut. Namun, tidak pernah berhasil.
Baca juga: Janganlah Membalas Celaan Orang Lain dan Tetaplah Bersabar
Mehmed II tidak begitu saja menyerang konstantinopel, ia membuat beberapa kebijakan strategis dan politik luar negeri menyerang daerah penting byzantium terlebih dahulu, kemudian menyerang konstantinopel dengan 4 juta orang dan taktik perang yang luar biasa.
Namun, semua itu belum cukup, kurang lebih 50 hari melakuakan pengepungan, tembok konstantinopel belum juga tembus, hal ini membuat prajurit dan sultan sempat putus asa.
Karena keyakinan yang kuat, prajurit utsmaniyah membawa 70 kapal besar untuk melintasi Galata ke muara dalam waktu kurng satu malam. Keesokan harinya byzantium panik, akhirnya tembok konstantinopel pun tembus. Al-Fatih diusia muda, yakni 21 tahun memasuki kta konstantinopel, langsung bersujud syukur dan tempat pertama yang ia tuju ialah Aya Sofya (Hagia Shopia).
Kemudian menjadikan Hagia Shopia sebagai masjid, suara azan pun menghiasi langit-langit Konstantinopel untuk pertamakalinya. Sepanjang abad ke-16 dan 17, tepatnya pada puncak Pemerintahan Sulaiman Al-Qanuni, Kesultanan Utsmaniyah adalah salah satu Negara terkuat di dunia, Impperium multinasional dan multibahasa yang mengendaliikan sebagian besar eropa tenggara, asia barat/kaukasus, afrika utara dan tanduk afrika.
Dengan konstantinopel sebagai ibu kotanya dan kekuasaan atas wilayah yang luas di sekitar cekungan Mediterania, kesultanan utsmaniyah menjadi pusat interaksi antara dunia timur dan barat selama lebih enam abad. Kesultanan Utsmaniyah bubar pasca perang dunia I, tepatnya pada 1 November 1922. Pembubarannya berujung pada kemunculan rezim politik baru di Turki, serta pembentukan balkan dan timur tengah yang baru.
Rezim politik baru ini, menjadikan Turki sebagai negara sekularisme. simbol-simbol agam dilarang, beberapa sebagian tempat ibadah ditutup termasuk Aya Sofya, pada tahun 1934, resmi menjadi museum.
Setelah erdogan menjabat sebagia presiden, pelan-pelan dinding sekuliarisme turki runtuh, simbol-simmbol agama diperbolehkan kembali, tempat ibadah dibuka, pada 1 juli 2020 kemarin Erdogan mengumumkan hagia shopia kembali dijadikan sebagai masjid, pada tanggal 24 Juli akan digelar sholat Jum'at pertama.
Pada jam-jam sholat simbol kristiani akan ditutupi dengan tirai dan laser. Kemudian, setelah jam sholat usai, simbol-simbol tersebut dibuka lagi dan semua orang boleh berkunjung ke hagia shopia tanpa dikenai biaya masuk.
إرسال تعليق
Silahkan berikan komentar anda...