Oei Tiong Ham |
Pada abad 19-20, ketika Nusantara masih berada di bawah penjajahan Belanda, pengusaha eropa mendominasi ekonomi dan perdagangan di Nusantara. Namun, tidak sedikit juga pengusaha non eropa yang sukses, bahkan mendapat kehormatan dari pemerintah hindia belanda.
Oei Tiong Ham, seorang pengusaha asal Semarang yang bisa menjadi konglomerat pertama di Asia Tenggara. Kongsi bisnisnya lebih besar dari lima perusahaan terbesar asal Belanda yang mendominasi perdagangan di Nusantara.
Dia dijulluki Tuan 200 Juta Gulden karena menjadi pengusaha pertama yang kekayaannya menembus angka tersebut. Dia juga berhasil menguasai seperempat singapura dengan kekuatan bisnisnya.
Oei Tiong Ham, Lahir di Semarang tahun 1866. Sejak kecil dia belajar berbisnis dari ayahnya yang merupakan imigran dari Tiongkok. Ketika mewarisi bisnis dari ayahnya, Kian Gwanm dia menamainya Oei Tiong Ham Concern (OTHC) dan mengembangkan bisnisnya menjadi jau lebih besar.
Bisnisnya terdifersifikasi mulai dari kopi, karet, opium, hingga jalur pelayaran dan kereta api. Dari semua bisnisnya itu kontributir utamanya adalah berasal dari komoditas gula yang booming di tahun 1800-1930. Kemudian pada tahun 1880an, OTHC mengakuisasi 5 Pabrik Gula yang hampir bangkrut, yaitu PG Pakis, PG Rejoagung, PG Krebet, PG Ponen, dan PG Tanggulangin.
Rahasia Sukses-Reformasi Model Bisnis
- Oei Tiong Ham mempekerjakan profesional sejati, mulai dari teknisi, pengacara, akuntan, sampai penasihat
- Pabrik gulanya adalah yang pertama menggunakan teknologi listrik dan mesin modern di Hindia Belanda
- OTHC selalu melakukan kontrak dalam menjalankan bisnis untuk mendapat perlindungan hukum
Bisnisnya berkembang pesat. OTHC memiliki cabang di London, Amsterdam, Singapura, Bangkok dan New York. Di abad 20, Oei Tiong Ham jadi orang terkaya se-Asia Tenggara dan memiliki banyak julukan, mulai dari Raja gula, Rockefeller dari Asia, Hingga Tuan 200 Juta Gulden.
Oei Tiong Ham diangkat pemerintah Belanda menjadi letnan untuk mengtur lingkungan pecinan, termasuk memungut pajak dan cukai opium. Pada tahun 1920, Oei Tiong Ham pindah ke Singapura karena berselisih dengan pemerintah Belanda mengenai pajak dan hukum waris di Hindia Belanda. Di Singapura, dia berhasil menguasai Singapura sampai akhir hayatnya di tahun 1924.
Ternyata ya .. orang China memang sudah terkenal ulet dan selalu ada bakat jadi konglomerat.
ردحذفإرسال تعليق
Silahkan berikan komentar anda...