PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI), yang termasuk ke dalam Subholding Upstream Pertamina, sukses merancang bangun dua offshore workover rig dengan tiga jenis teknologi dan kemampuan canggih yang belum ada di workover rig lain.
PDSI menyakini rig hasil rancang bangun perwiranya ini merupakan workover rig pertama di Indonesia, mungkin juga di dunia, dengan tiga kemampuan sekaligus.
Maintenance Support Ast. Manager PDSI Herlein Widiawan menjelaskan, “Kami membangun offshore workover rig ini dengan tiga kemampuan. Pertama, rig berteknologi cyber base atau electrician. Kedua, bisa skidding dari sumbu X ke Y, atau dari kanan ke kiri, atau maju dan mundur. Ketiga, rig ini bisa rotate atau berputar di atas platform.”
Dengan kemampuannya tersebut, selain bisa membuat kegiatan workover menjadi lebih efektif dan efisien, salah satunya karena proses rig up-rig down bisa lebih cepat, potensi bahaya dan risiko kecelakaan selama proses rig up-rig down dari platform ke barge juga bisa diminimalisir.
Keunggulan lain, ditambahkan Herlein, dari sisi lingkungan, rig PDSI lebih eco-green atau ramah lingkungan. “Karena berteknologi elektrik yang sistem penggeraknya berupa electro motor, ketika dioperasikan rig ini tidak menggunakan oil and fuel, sehingga memungkinkan zero spill ke lautan. Kemudian rig ini juga less polution (tidak menghasilkan gas buang) sehingga bisa mengurangi emisi karbon,” urainya.
Pengembangan inovasi teknologi ini sejalan dengan komitmen PDSI dalam menciptakan operation excellence, meningkatkan efektivitas pengeboran di wilayah kerja produksi seluruh customer – termasuk SHU Pertamina yang menjadi captive market PDSI, dan mendukung tercapainya ketahanan energi negeri.
Selain itu, menurut VP Operasi PDSI Muhammad Irwan pada Senin (6/9), pengembangan rig dan peralatan dengan teknologi yang lebih maju dan canggih merupakan upaya PDSI menyesuaikan kebutuhan operasional hulu migas Indonesia yang kini juga jauh lebih mutakhir.
“Bukan hanya kebutuhan di hari ini saja, kami harus memastikan peralatan dan fasilitas penunjang kegiatan hulu migas yang kami bangun juga masih bisa mengakomodasi kebutuhan industri hingga 10-20 tahun ke depan,” imbuhnya.
Dalam proses perancangan, semenjak away PDSI sudah memastikan kedua rig mematuhi regulasi dan mengikuti standar internasional yang berlaku. Baik regulasi dari International Association of Drilling Contractors (IADC), American Petroleum Institute (API), dan Marine Standards, mengingat keduanya akan digunakan di offshore.
Rig bernomor identitas PDSI #47.2/PD550-E dan #48.2/PD550-E ini kini diposisikan menjadi bagian accommodation work barge dan tengah beroperasi di wilayah kerja PT Pertamina Hulu Energi Offshore South East Sumatera (PHE OSES).
Irwan meyakini catatan bersejarah PDSI yang tercipta atas kemampuan perwira-perwiranya mengembangkan heavy duty offshore workover rig ini dapat menjadi nilai tambah bagi layanan perusahaan.
إرسال تعليق
Silahkan berikan komentar anda...