Saat pertama kali kita ke jepang baik itu dalam urusan bekerja, berbisnis, maupun berwisata mungkin kita akan mengalami "culture shock" yang akan kita rasakan, lebih-lebih bagi orang barat.
Apa yang dianggap normal atau sopan di Jepang mungkin tidak sama di Barat, dan sebaliknya. Perbedaan ini bahkan lebih terlihat ketika melakukan bisnis di Jepang atau dengan orang Jepang dan oleh karena itu penting untuk diketahui agar berhasil menjalankan bisnis.
Beberapa industri lebih 'Santai' dan kebarat-baratan daripada yang lain. Namun demikian, jika kalian mulai berbisnis dengan pandai besi Jepang yang sangat konservatif dan patriarki, kalian harus mengatasi banyak benturan budaya.
Etika Bisnis di Jepang
Membangkitkan rasa percaya, kesopanan, kepekaan terhadap orang lain, dan sopan santun adalah pilar etika bisnis yang baik di mana-mana. Perbedaan terbesar dengan etiket bisnis Jepang adalah etika bisnis di Jepang cenderung lebih formal (terutama pada pertemuan pertama).
Hanya di Jepang kita akan melihat pertukaran kartu nama yang hampir ritualistik (kalian bisa melihat contohnya di channel youtube Paolo From Tokyo).
Bagi para eksekutif perusahaan asing yang berbisnis di Jepang, orang Jepang akan memperlakukan mereka dengan lebih fleksibel. Kalian tidak akan diperlakukan dengan standar ketat yang sama seperti yang dilakukan dari rekan Jepang mereka.
Baca Juga:
5 Fakta Menarik Tentang Samurai dan Samurai Wanita!
Kumihimo – Seni Mengepang Sutra dari Jepang
7 Gunung di Indonesia yang Terkenal Sampai Keluar Negeri
Sungai Yalu, Perbatasan Korea (Korea Utara) dan Tiongkok
Biasanya, pebisnis Jepang akan menoleransi pelanggaran yang cukup parah (dengan alasan tertentu), sementara pelanggaran kecil, yang akan membuat penjual Jepang malapetaka, bahkan dapat membantu memecahkan kebekuan perusahaan.
Orang Jepang biasanya tidak mulai mempercayai seseorang dalam bisnis sampai mengenal mereka setidaknya selama 8-10 tahun. Sudah umum bahwa kalian tidak akan membicarakan tentang hal yang bersifat personal kepada teman bisnis kalian. Kecuali ada kepercayaan penuh, ada beberapa hal yang tidak akan dibicarakan oleh banyak pebisnis Jepang.
Salam dan Hormat
Salam yang sopan itu penting. Ketika kalian bertemu seseorang, kalian harus membungkuk dan menyapa mereka. Ini adalah etiket yang sangat penting di Jepang dan jika kalian melihat orang lokal tidak tunduk pada orang lain, itu akan dianggap sangat kasar.
Namun, bagi wisatawan, mencondongkan kepala atau sekadar membungkuk akan sangat dihargai oleh orang Jepang. Juga, menyapa seseorang dengan benar adalah bagian penting dari kebiasaan orang Jepang. Kalian harus menyematkan akhiran "san" ke nama belakang mereka, ini menunjukkan rasa hormat kepada orang tersebut (seperti gelar).
Sumber: Japan Society
Seni membungkuk sangat penting di negara ini sehingga anak-anak mempelajarinya sejak usia dini. Ada banyak cara berbeda untuk membungkuk di Jepang. Tentu saja, orang asing tidak diharapkan untuk membungkuk, tetapi orang Jepang akan senang jika Anda membalas membungkuk.
Berikut adalah beberapa cara membungkuk dan artinya:
- Busur salam (“eshaku”) 15°. Ini untuk orang-orang dengan bisnis atau peringkat sosial yang sama.
Busur hormat ("keirei") dari 30 °. Ini untuk guru atau bos.
- Busur yang sangat hormat (“saikeirei”) dari 45°. Ini harus digunakan untuk meminta maaf atau jika kalian melihat kaisar.
- Busur "mengemis untuk hidupmu". Saat ini, ini mungkin hanya digunakan jika Anda telah melakukan sesuatu yang sangat buruk.
Refrensi:
Secrets of Japanese Business Etiquette: Greetings and Bowing
Contoh Etika Orang Jepang dalam Berbisnis atau bekerja terdapat pada vide0 di bawah ini:
Etiket biasa nya itu teman dari brosur, printed box, inner box dll. segala serba serbi bahan kemas. *Etika x ya bahasa yang pas.
ردحذفإرسال تعليق
Silahkan berikan komentar anda...